Choose Your Color

Informasi

Berita

Ramadhan: Bulan Menata Iman dan Imun

Ramadhan: Bulan Menata Iman dan Imun

  • 2022-04-01 23:34:42
  • Administrator
  • Berita

Oleh: Dwi Wahyuningsih

Di media sosial tidak jarang saya lihat postingan yang mengingatkan bahwa Ramadhan akan segera datang. Kadang dibarengi juga dengan unggahan yang membahas tentang persiapan puasa, keutamaan puasa, atau dalil-dalil yang berkaitan dengan puasa.

Hal ini mengingatkan saya dengan nasihat salah seorang guru ngaji di masa kecil. Ketika itu saya tengah puasa dan mengeluh tidak fokus belajar karena merasa lapar. Guru ngaji saya berkata, bahwa orang yang berpuasa pastinya akan jauh lebih lancar dalam belajar dibanding orang yang tidak puasa.

Saat itu saya percaya saja, bukan saja karena yang mengucapkan hal itu adalah guru saya, tapi juga karena saya tahu bahwa orang yang berpuasa adalah orang yang dekat dengan Allah. Maka tidak mengherankan jika dalam belajar pun akan dipermudah.

Di masa dewasa ini barulah saya tahu, bahwa puasa bukan saja ibadah yang memiliki pengaruh baik dari segi spiritual atau jiwa. Namun, di sisi lain juga membawa pengaruh yang besar kepada tubuh, baik secara fisik maupun mental (jiwa). Hal ini saya ketahui dari pembahasan dr. Zaidul Akbar yang saya jumpai dari channel Youtube dan bukunya.

dr. Zaidul Akbar adalah seorang dokter sekaligus pendakwah Islam yang menggencarkan pengobatan ala Rasulullah, yaitu penggagas Jurus Sehat Ala Rasullullah. Dalam bio akun Instagramnya ia menuliskan, “Kembali ke kesehatan Al-Quran dan Rasulullah Saw. dan alam-Nya.”

Ya, Jurus sehat ala Rasulullah yang digagasnya bukan saja tentang mengamalkan sunnah atau berobat dengan cara yang islami, namun juga bagaimana cara hidup sehat dengan memaksimalkan apa yang ada di alam sekitar kita. Seperti memanfaatkan sayuran, rimpang, rempah, hingga menyentuh pada aspek gaya hidup kembali ke alam dengan cara mengurangi makanan siap saji, junk food, dan sejenisnya.

Kembali ke topik tentang nasihat guru ngaji saya tersebut, dalam buku dr. Zaidul Akbar yang berjudul Ramadhan JSR, Bulan Iman dan Imun (2021), beliau memaparkan secara lengkap dan menyeluruh tentang manfaat puasa bagi fisik dan mental kita. Maka dari itu, tak salah jika Ramadhan disebut sebagai masa penggemblengan diri yang baik.

Menurut saya, buku ini sangat penting dibaca bagi mereka yang ingin menjadikan Ramadhan tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya. Sebagaimana yang digagas dalam judul buku tersebut, yakni menjadikan Ramadhan sebagai bulan iman dan imun. Jika imun kita baik, maka harusnya demikian pulalah iman kita.

Puasa adalah Aktivitas Fisik dan Jiwa.

Di halaman awal disebutkan bahwa, “Dalam praktiknya, puasa adalah aktivitas yang melibatkan dimensi fisik dan dimensi jiwa atau spiritual.” Sekilas kita baca, dr. Zaidul Akbar menyebutkan bahwa dimensi puasa ada dua, yaitu fisik dan jiwa atau spiritual. Namun, dari yang saya tangkap dari pemaparan beliau, justru dimensi puasa ada tiga yaitu fisik, jiwa, dan spiritual.

Fisik, di mana puasa berperan besar dalam kesehatan tubuh, mulai dari proses normalisasi fungsi organ tubuh, proses-proses penyeimbangan tubuh, hingga meningkatkan kecerdasan otak sebagaimana yang dikatakan oleh guru ngaji saya tersebut. Hanya saja dengan penjelasan yang lebih ilmiah, namun tetap mudah dipahami.

Bahkan Bangsa Mesir Kuno dahulu terbiasa menggunakan puasa untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Ada juga ahli-ahli kedokteran Yunani yang sering menganjurkan orang sakit untuk berpuasa, terlebih jika mereka mengalami penyakit yang tidak bisa diobati.

Intinya, di masa lalu puasa telah banyak dikenal dan dibuktikan manfaatnya sebagai salah satu metode pengobatan. Sebagaimana kata Socrates, “setiap orang dari kita, ada dokter di dalam tubuhnya. Yang mesti kita lakukan, tidak lain hanyalah membantu dokter itu dalam menunaikan pekerjaannya.”

Jiwa, dr. Zaidul Akbar nampak tidak membedakan antara spiritualitas dengan jiwa ketika memaparkan tentang manfaat puasa. Dapat dipahami karena pada dasarnya mereka yang bagus keimanannya, biasanya bagus juga mentalnya. Bukan saya bilang bahwa orang yang mengalami penyakit mental adalah karena kurangnya iman.

Namun, dalam Islam ada banyak mindset dan cara hidup yang jika diikuti akan dapat mendatangkan ketenangan hati. Misalnya saja salah satu buku yang ditulis oleh Dr. Aidh Al-Qarni yang berjudul La Tahzan (2004) yang membahas secara lengkap tentang kehidupan dengan berpedoman pada kalimat la tahzan, jangan bersedih.

“Orang-orang Romawi berpuasa,” tulis dr. Zaidul Akbar dalam bukunya di bab 2. “Jika sedang mengalami gangguan psikologis, seperti pada kondisi sedih, egang, atau pun sangat khawatir.”

Imun dan Iman yang Baik untuk Menyambut Ramadhan

Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, salah satu yang kerap digencarkan oleh dr. Zaidul Akbar adalah imun yang baik akan menghasilkan iman yang baik. Itulah ide utama yang diangkat dalam bukunya yang berjudul Ramadhan JSR, Bulan Iman dan Imun.

Maka dari itu, cara mempersiapkan diri untuk menyambut bulan Ramadhan yang ditawarkan oleh dr. Zaidul Akbar pun tidak jauh-jauh dari gaya hidup sehat, makan-makanan sehat, dan tentunya kembali ke alam, terutama dalam hal pengobatan dan suplemen kesehatan bagi tubuh.

Tips pertama yang beliau anjurkan adalah memperbaiki menu makanan kita baik sebelum Ramadhan tiba, saat Ramadhan, hingga setelah Ramadhan berlalu. Bukan saja memilih makanan yang sehat, namun juga menyederhanakannya. Menurut beliau bulan Ramadhan adalah masa terbaik untuk membentuk kebiasan yang baik dan diharapkan kebiasaan selama 30 hari itu dapat bertahan lama.

Kedua, miliki agenda harian agar Ramadhan lebih terarah dan terencana. Sebenarnya memiliki agenda harian tidak terbatas hanya ketika Ramadhan saja, alangkah baiknya jika di hari-hari biasa kita pun memilikinya. Lebih-lebih lagi di bulan Ramadhan yang dikatakan sebagai bulan istimewa dan penuh berkah. Bukankah akan sangat rugi jika kita menyia-nyiakan waktu Ramadhan dengan percuma?

Dengan adanya agenda harian kita bisa membuat rencana atau target yang hendak di capai di bulan Ramadhan, misalnya seperti mengisi waktu kita dengan amal-amal terbaik seperti shalat, zikir, tilawah, sedekah, dan ibadah yang lain. Selain itu dapat pula berisi panduan agenda harian yang memuat aktifitas-aktivitas harian kita mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Dengan begitu, besar kemungkinan Ramadhan kita tahun ini akan menjadi lebih baik lagi.

Dari penjabaran ini, dapat kita pahami, bahwa Ramadhan bukan saja bulan yang baik untuk menata iman kita, tapi juga untuk menata imun kita. Kalau kata dr. Zaidul Akbar, dengan imun yang baik maka iman kita pun akan baik pula. Imun yang baik akan membuat tubuh kita fit, sehat, dan bugar, dengan demikian maka ibadah pun akan lancar.

 

*Penulis merupakan mahasiswi jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir IAIN Kudus