Choose Your Color

Informasi

Berita

Hikmah di Balik Nuzulul Qur'an

Hikmah di Balik Nuzulul Qur'an

  • 2022-04-29 23:02:40
  • Administrator
  • Berita

Oleh: Syarif Hidayatulloh

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang sangat spesial bagi orang-orang yang beriman. Karena pada bulan ini Allah Swt bakal melipatgandakan seluruh amal, dan juga Allah membelenggu setan-setan agar orang-orang beriman dapat fokus beribadah kepada Allah.

Pada bulan Ramadhan juga, ada satu momen yang sangat bersejarah bagi umat manusia, yaitu Allah menurunkan al-Qur’an di bulan suci Ramadhan.

Sebagaimana di dalam firman Allah dalam QS. Al-Baqarah 2: Ayat 185:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ﴿١٨٥﴾

Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur."

Ayat ini menerangkan bahwa al-Qur’an merupakan kitab suci yang Allah turunkan atau wahyukan kepada Nabi Muhammad saw pada bulan suci Ramadhan.

Selain itu, al-Qur’an juga berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia, penjelas terhadap petunjuk, dan pembeda antara yang haq dan bathil.

Berdasarkan kitab Aisarut Tafasir karya Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jaiziri, makna { هُدٗى لِّلنَّاسِ } Hudan linnaas yang berarti Pptunjuk bagi manusia untuk mencapai kesempurnaan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Artinya, jika seseorang ingin hidupnya selamat di dunia dan di akhirat, maka dia harus menjadikan al-Qur’an sebagai pedoman hidupnya. Bisa dengan membaca, mempelajari, mengamalkan, mengajarkan, dan mendakwahkan apa-apa yang terkandung di dalam al-Qur’an.

Sedangkan makna { وَبَيِّنَٰتٖ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِۚ } Wa bayyinaatin minal huda wal furqan yakni al-Bayyinaat merupakan bentuk jamak dari bayyinah, dan al-Huda artinya adalah petunjuk.

Itu artinya, bahwa al-Qur’an turun sebagai petunjuk bagi manusia, menjelaskan jalan petunjuk bagi mereka, dan menerangkan jalan keberhasilan dan kesuksesan, serta menjadi pembeda antara kebenaran dan kebathilan dalam setiap sisi kehidupan.

Secara tidak langsung, al-Qur’an harus menjadi tolok ukur dalam menentukan suatu kebenaran. Jika seseorang mengerjakan seluruh yang terkandung di dalam al-Qur’an, maka dia termasuk golongan yang haq.

Sedangkan jika dia hanya mengerjakan sebagian dan meninggalkan sebagian yang lain, atau dia tidak mengerjakan sama sekali seluruh perintah yang terkandung di dalam al-Qur’an, maka dia termasuk golongan yang bathil.

Oleh karena itu, sebagai mukmin muslim yang baik, harus menjadikan momen Ramadhan ini untuk terus menjalin kedekatan dengan al-Qur’an, agar kita semua termasuk kedalam Ahlul Qur’an atau orang-orang yang sangat dekat dengan al-Qur’an.

Hikmah lain yang bisa diambil adalah turunnya al-Qur’an kepada Nabi Muhammad Saw merupakan momentum awal kebangkitan Islam. Karena dengan turunnya al-Qur’an menjadikan kondisi umat manusia lebih bersahaja, aman, dan tenteram.

Dengan turunnya al-Qur’an lahir masyarakat terbaik sepanjang masa dan menjadi contoh bagi seluruh umat manusia sampai saat ini. Sebagaimana firman Allah Swt.

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ ۗ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ ٱلْكِتَٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُ ٱلْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Q.S. Ali Imran ayat 110)

Di dalam Tafsir Al-Wajiz karya Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili seorang pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah menjelaskan bahwa:

“Kamu adalah umat yang dijadikan Allah sebagai umat yang terbaik, kalian telah menjadi ketetapan Allah atas hal ini. Umat Islam adalah umat terbaik secara mutlak. Mereka adalah umat yang telah dipilih sebab mereka diperintahkan untuk menyeru kepada yang ma’ruf: yaitu yang baik sesuai perintah syariat dan mencegah dari yang munkar: yaitu segala perkataan, perangai atau perbuatan yang bertentangan dengan syariat. Juga sebab bahwa mereka beriman kepada Allah dan meyakini bahwa Allah tidak mempunyai sekutu. Sekiranya orang-orang Yahudi dan Nasrani beriman dengan risalah Nabi Muhammad, tentulah iman mereka itu lebih baik dan bermanfaat bagi mereka di depan Tuhan mereka. Namun mereka tidak beriman, sebagian mereka beriman dan sebagian besar menyeleweng dari jalan kebenaran dan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Ayat ini turun kepada dua orang Yahudi yang berkata kepada kumpulan orang mukmin: sesungguhnya agama kami lebih baik dari pada agama yang kalian serukan kepada kami. Kami lebih baik dari kalian. Kemudian Allah menurunkan ayat ini.”

Artinya generasi awal Islam merupakan umat yang terbaik, baik dari segi perkataan, perbuatan, perilaku, keimanan, dan sebagainya, karena mereka melaksanakan syariat Islam. Sebagai seorang muslim yang hidup di masa sekarang, kita harus mengambil pelajaran dari umat terdahulu agar umat Islam bisa bangkit lagi dan bisa berjaya lagi ke depannya. Dan hal ini tidak terlepas dari adanya pengajaran, pendidikan, pelatihan, pengalaman terhadap ayat-ayat yang berada di dalam al-Qur’an.

Sebagaimana hadis Rasulullah saw.

“ Dalam kitab Shahihnya, Imam Al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dari Hajjaj bin Minhal dari Syu’bah dari Alqamah bin Martsad dari Sa’ad bin Ubaidah dari Abu Abdirrahman As-Sulami dari Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ .

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.”

Maknanya adalah agar menjadi orang yang terbaik di hadapan Allah, tidak cukup hanya mempelajari al-Quran dari segi bacaan atau tajwidnya saja, tetapi harus dipelajari juga makna dan kandungannya.

Sebagaimana Ibnu Mas’ud dan Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma dan selain keduanya, berpandangan bahwa orang yang membaca al-Qur’an dengan tartil dan mentadabburi (merenungi) maknanya -walaupun sedikit jumlah ayat al-Qur’an yang dibacanya- lebih utama daripada orang yang cepat dalam membaca al-Qur’an, sehingga banyak jumlah ayat al-Qur’an yang dibacanya, namun tanpa mentadabburi maknanya.

Oleh karena itu, sebagai seorang muslim dan mukmin yang baik, jangan pernah merasa bosan untuk terus berinteraksi dengan al-Qur’an. Karena jika kita merasa bosen untuk terus beinteraksi dengan al-Qur’an, maka tanyakanlah ke dalam diri Anda, “Apakah benar saya termasuk orang-orang yang benar-benar beriman?”.

Terakhir, marilah kita bersama-sama untuk menjadikan momen Ramadhan yang di dalam diturunkan al-Quran sebagai momen kebangkitan umat Islam. Dengan belajar sedikit demi sedikit dan mengamalkan serta mengajarkannya, bahkan sampai memperjuangkan al-Qur’an, Insya Allah, Allah swt akan menjadi penolong kita dikala kita berada dalam kesusahan dan menjadi pelindung kita dikala kita berada dalam bahaya.

Selain kita belajar dan mengamalkan al-Qur’an, jangan lupa untuk terus mendekatkan diri kepada Allah dengan sabar terhadap segala ujian dan cobaan serta sholat sebagai media kita untuk berdoa kepada Allah Swt.

 

*Penulis merupakan Pengurus FKMTHI Jabar Departemen Bakat dan Intelektual.