Choose Your Color

Pengumuman

Penting

Saat ini akun instagram @fkmthi_nasional di ambil alih oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Kami sedang mencoba untuk memulihkan, kepada pengunjung diharapkan untuk tidak terprovokasi dan terhasut oleh postingan terbaru di instagram kami.

Informasi

Berita

Nasihat Enterpreneurship Qur'ani dari KH. A. Habibul Amin

Nasihat Enterpreneurship Qur'ani dari KH. A. Habibul Amin

  • 2022-04-29 23:17:35
  • Administrator
  • Berita

Oleh: Dwi Wahyuningsih

KH. Ahmad Habibul Amin merupakan pengasuh Pondok Pesantren (PP) Fathul Ulum yang beralamatkan di Desa Sidowarek, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang. Fathul Ulum ini merupakan sebuah pesantren dengan model pengajaran yang sangat unik dan berbeda dari pesantren pada umumnya.

Jika biasanya pesantren adalah tempat yang fokus mengajarkan ilmu agama, maka beda halnya dengan Pondok Pesantren Fathul Ulum. Selain mengajarkan ilmu agama sebagaimana pesantren, santri di sana juga dibekali keterampilan dan enterpreneurship yang bernafaskan nilai-nilai Qur'ani.

Jika boleh saya katakan, PP Fathul Ulum ini layaknya SMK, hanya saja dengan pembekalan ilmu agama dengan porsi yang berimbang. Keterampilan yang diajarkan antara lain seperti pertanian, perikanan, pembuatan booth, dan menjahit.

Hal ini berangkat dari keresahan terhadap label negatif yang banyak dilekatkan pada lulusan pesantren. Biasanya mereka kerap diidentikkan tidak memiliki kompetensi yang mumpuni sebagaimana lulusan dari lembaga pendidikan formal.

Maka dari itu, KH. Ahmad Habibul Amin pun menggagas metode pendidikan baru, dengan basis dasarnya ialah ilmu agama dan entrepreneurship, dengan harapan dapat menghasilkan lulusan dari PP Fathul Ulum mampu turut bersaing dan memberikan manfaatnya di zaman yang terus berkembang ini, minimal dapat menebarkan manfaat di lingkungan sekitarnya.

Di suatu waktu, saya berkesempatan untuk berkunjung ke PP Fathul Ulum karena ada keperluan kuliah, yaitu Praktik Kerja Lapangan (PKL). Dalam kesempatan tersebut KH. A. Habibul Amin membagikan ilmu dan pengalaman beliau dalam mendirikan dan mengembangkan PP Fathul Ulum tersebut.

Di antara begitu banyak ilmu yang beliau curahkan. Beberapa yang menarik minat saya dan sangat ingin saya bagikan adalah terkait bagimana seorang enterpreneur itu. Beliau menuturkan apa saja hal-hal penting yang wajib dimiliki oleh seorang entrepreneur jika ingin berhasil juga berkah dalam menjalankan bisnisnya.

Jiwa Kemandirian

Menurut KH. A. Habibul Amin, bekerja bukanlah untuk mencari rezeki. Sebab, jika dengan bekerja dapat mendatangkan rezeki maka tidak akan ada orang mlarat di dunia ini. Namun, bekerja adalah untuk beribadah kepada Allah. Selain itu kita juga harus bekerja agar tidak tamak dan dengki terhadap miliki orang lain.

Dalam Islam kita diajarkan untuk memberi dibanding menerima, bahwa tangan di atas jauh lebih baik daripada tangan di bawah. Lebih-lebih lagi jika ingin menjadi seorang entrepreneur. Jiwa kemandirian adalah modal utama untuk mampu mengembangkan suatu usaha.

Sebab, seorang entrepreneur adalah orang yang mampu menghasilkan solusi dari masalah yang ada, bukan hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga orang lain. Maka dari itu, tak heran jika banyak yang menganggap bahwa untuk bisa disebut sebagai enterpreneur sejati diharuskan dapat menghasilkan lapangan kerja baru.

Produktif

Dalam hal ini beliau mengutip QS. Al-Baqarah: 148 yang berbunyi, "Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu."

Jika ada bisnis orang lain yang sukses, janganlah didengki atau iri lalu bersaing dengan cara yang tidak sehat sebagaimana yang sering kita lihat di sinetron Azab Indosiar. Namun, ikutilah apa yang diajarkan dalam Al-Quran, yaitu dengan cara bersaing secara sehat.

Ketika melihat bisnis orang lain yang sukses, maka kuncinya adalah pelajari bagaimana cara orang tersebut dalam mengelola bisnisnya ketika masih kecil hingga bisa menjadi besar. Amati, tiru, lalu modifikasi. Buat sesuatu terus menerus tanpa kenal lelah, atau dalam hal ini dapat kita sebut "produktif".

Aktif Upgrade Diri

Pondok pesantren tak melulu harus melahirkan seorang Kyai, atau Ustad. Sebab, Pondok Pesantren bukanlah tempat transfer pengetahuan, melainkan tempat untuk transfer amal (perbuatan). Artinya, ilmu atau pengetahuan yang diajarkan di pesantren haruslah bisa diterapkan dalam perbuatan. Demikianlah penjabaran beliau.

Jika demikian halnya, mau jadi kyai, guru, petani, tukang jahit, atau bahkan nelayan sekalipun tak masalah, asalkan apa yang dipelajari di pondok dapat bermanfaat dalam kehidupan para santrinya ketika kembali bermasyarakat.

Maka dari itu, beliau menganjurkan pada para santrinya untuk tak berhenti meningkatkan kualitas diri. Dengan cara mempelajari bidang-bidang yang dikuasai, dan belajar dengan para ahli. Itulah yang disediakan di Pondok Pesantren Fathul Ulum tersebut, yaitu menciptakan lingkungan pendidikan di mana para santri dapat memaksimalkan potensinya dalam bidang yang sesuai passion mereka.

Jika di satu bidang telah dikuasai, maka jangan buang waktu dan bergegaslah untuk mempelajari bidang lainnya. Hal ini sebagaimana yang diajarkan dalam Qs. Al-Insyirah: 7 yang berbunyi, "Jika engkau telah tuntas dari mengerjakan satu aktivitas, maka kerjakan aktivitas lain yang bermanfaat."

Inovatif

Inovatif barangkali sudah jadi barang wajib yang harus dimiliki oleh para entrepreneur. Jika tidak, maka sudah pasti mereka akan tertinggal oleh perkembangan zaman dan tidak mampu bertahan. Seorang entrepreneur haruslah mampu mengikuti dan beradaptasi dengan zaman, selalu menghadirkan hal baru, bisa menemukan masalah juga menciptakan solusinya.

Integritas

Integritas di sini adalah kesesuaian antara apa yang diucapkan dengan apa yang dilakukan. Seorang Entrepreneur selayaknya membagikan ilmunya berdasarkan pengalamannya selama ini dalam mengembangkan bisnis, jangan sampai hanya omong kosong belaka tanpa bukti. Sayangnya, hal ini justru yang jarang diperhatikan di Indonesia.

Misalnya dapat kita lihat betapa banyak orang yang tertipu dengan investasi bodong, atau yang akhir-akhir ini terjadi yaitu judi berkedok investasi. Harusnya kita lihat dulu betul-betul latar belakang orangnya, selaraskah apa yang dikatakan dengan perbuatan? Atau justru semua hanya settingan?

Tawakal

Yang tak kalah penting dari semuanya adalah tawakal. Penyandaran diri secara penuh keoada Allah setelah semua usaha maksimal yang dikerahkan. Sehebat apapun manusia pada akhirnya, kita tetaplah makhluk yang tidak bisa berbuat apa-apa sendiri dan selalu butuh terhadap Allah. Untuk itulah, tawakal ini penting.

Penting karena dengan tawakal kita tidak akan mudah kecewa jika hasil yang didapatkan tidak sesuai harapan. Menjaga mental ketika segala masalah datang. Serta menjaga hati agar tidak mudah putus asa, karena kita yakin bahwa Allah adalah sebaik-baik perencana.

Itulah seklumit nasehat KH. Ahmad Habibul Amin yang saya peroleh ketika mengunjungi PP Fathul Ulum. Dengan harapan bahwa kegiatan Enterpreneur yang dilakukan bukan semata-mata untuk mengejar keuntungan duniawi semata, melainkan untuk kepentingan akhirat kita kelak, sehingga hasilnya pun bukan saja sukses dan untung, tapi juga berkah.

 

*Penulis merupakan Mahasiswi Jurusan Ilmu Al-QUr’an dan Tafsir IAIN Kudus.