Pengumuman
Membumikan Islam Moderat di Indonesia
Membumikan Islam Moderat di Indonesia
- 2022-08-16 00:58:29
- Administrator
- Pengumuman
Prof. Dr. Nasaruddin Umar. MA
Resume Oleh: Rizki Prayogo
Kita tidak bisa membumikan Al-Qur’an jika tidak bisa melangitkan manusia. Sebab menjadi percuma jika Al-Qur’an di bumikan jika manusianya tidak turut dilangitkan.
Jangan sampai lewat sini Al-Qur’an hanya menjadi justifikasi untuk kepentingan manusia ataupun melegitimasi suatu kepentingan politik.
Utamanya Al-Qur’an adalah menjadi peta untuk manusia melangit. Latarkabunna thabaqan an thabaq.
Membumikan Al-Qur’an ialah mengartikulasikannya sesuai dengan konteksnya. Zaman dahulu banyak ayat Al-Qur’an yang belum bisa dimaknai.
Contoh nya adalah dalam ayat alaiha tis'ata asyar yang maknanya dapat tersingkap lewat sarjana komputer bernama rasyid khalifa yang menyampaikan bahwa 19 ini adalah rumus. Dan hitungan yang paling sulit adalah 19.
Contoh: jumlah basmalah ada 114 dan dibagi 19, begitu juga dengan jumlah surah. Juga huruf dalam bismillah ada 19. Maka, akan rusak komposisi Al-Qur’an jika menghilangkan basmalah dalam surah Al-Fatihah.
Bahkan, berbagai indeks dalam Al-Qur’an bisa dibagi 19. Bagi Prof. Nasar jika Al-Qur’an tidak bisa dibagi 19 maka itu Qur’an palsu.
Semua Fawatihus-Suwar adalah kode dari Allah untuk menjaga orisinalitas Al-Qur’an.
Semua kesimpulam ilmiah dalam Al-Qur’an tidak ada yang bertentangan dengan sains modern. Karena pertandingan ilmiah adalah kebaharuan penelitian, maka banyak upaya pematahan logika yang dibangun oleh Maurice Brucaile oleh para profesor yang tidak pro, namun sampai saat ini tidak ada.
Inilah salah satu bentuk artikulasi Al-Qur’an, semakin canggih zaman maka semakin pula canggih Al-Qur’an. Tidak ada satu pun statement Al-Qur’an yang tidak masuk akal.
Contoh: Kisah raja Tsamud dengan nabi Sholeh yang menegeluarkan unta dari batu, lalu saat unta itu dimakan oleh kaumnya dan menularkan penyakit. Ini menjadi afirmasi bahwa hewan bisa menularkan penyakit dalam persepsi Al-Qur’an. Virus Ebola, Virus MARS dll. Apa yang dimaksud modern? Suatu yang sifatnya konstruktif. Jika mudhirrun maka sifatnya menjadi destruktif.
Qur’an tidak perlu di modernkan karena dia kitab akhir zaman yang harus menembus zaman.
Kita tetap bisa menjadi indonesia untuk menjadi the best muslim. Tidak dengan menjadi kearab-arabab untuk menjadi best muslim.
Satu ketika Rasul menangis haru dan ditanya para sahabat. Ada apa rasulullah? Aku merindukan kekasihku. Bukankah kami kekasihmu? Bukan, kalian sahabatku. Kekasihku adalah mereka yang hidup jauh dari masa kita saat ini, dan tempatnya jauh dari sini namun mereka luar biasa dalam mencintaiku.
Maka yang di moderasi bukanlah Agama dan Al-Qur’annya. Tapi, cara berpikir dan cara beragamanya. Kalau bisanya hanya membaca terjemahan, jangan menyalahkan orang. Apalagi yang disalah-salahkan adalah ulama. Orang yang gampang menyalahkan orang lain, menandakan bahwa dirinya masih harus banyak belajar.