Choose Your Color

Informasi

Pengumuman

Pemred NU Online: Nabi Muhammad Saw Pernah Melakukan Kontra Narasi Jitu

Pemred NU Online: Nabi Muhammad Saw Pernah Melakukan Kontra Narasi Jitu

  • 2023-02-18 22:51:28
  • Administrator
  • Pengumuman

Fkmthi.com: Pemimpin Redaksi NU Online, Ivan Aulia Ahsan menjelaskan bahwasannya upaya kontra narasi telah lama dilakukan sejak dulu. Menurutnya, Nabi Muhammad Saw pernah melakukan kontra narasi ketika ada pihak yang merendahkan budak.

Pernyataan tersebut disampaikan Ivan saat mengisi materi Counter Narasi dalam acara Pekan Kepenulisan yang diselenggarakan oleh Pengurus Pusat Forum Komunikasi Mahasiswa Tafsir Hadis Indonesia (FKMTHI) via Zoom Meeting pada Sabtu, 18 Februari 2023.

“Saat itu Nabi Muhammad membela budak yang diejek kepalanya mirip anggur kering. Akan tetapi Nabi membela dengan menyebut bahwa seorang budak bisa menjadi pemimpin bahkan mereka harus mematuhinya,” jelas dia.

“Nabi tidak mengangkat budak itu sebagai manusia biasa saja, melainkan menegaskan ia dapat menjadi pemimpin,” imbuhnya.

Ia menyebut, kontra narasi ini sebenarnya sudah akrab di kalangan mahasiswa Tafsir Hadis. Pasalnya, mereka pasti mengenal materi kritik Tafsir maupun Hadis.

Di Indonesia sendiri, kata Ivan, fenomena counter narasi sudah ada sejak pertengahan abad ke-20. Namun memang saat itu belum diberi nama. “Pada zaman kolonial, Pangeran Diponegoro dan Patimura dianggap pemberontak. Tapi setalah merdeka, beliau justru dilabeli sebagai pahlawan,” ucapnya.

Menurut Ivan, kontra narasi sebenarnya melawan narasi yang dominan. Namun sekarang, kontra narasi sering kali dipahami sebagai melawan narasi yang bersebrangan.

“Secara narasi, NU saat ini sudah dominan, paling tidak 7 tahun belakangan. Namun setelah HTI dimatikan oleh pemerintah, yang menjadi master naratif ya NU itu sendiri,” jelasnya.

Pertarungan media digital saat ini, jelas Ivan, bisa mengalihkan potensi amuk di tingkat akar rumput. Dengan bertarung di media digital, mereka terhindar dari kontak fisik.

“Pertempuran di dunia maya ini bukan hanya pertempuran biasa, melainkan permainan akal. Misalkan kelompok FPI membuat narasi Habib yang pro dengannya, kemudian NU membuat hal yang sebaliknya,” ujar Dosen UNUSIA Jakarta itu.

Ivan menjelaskan, dengan adanya intervensi Negara untuk membubarkan HTI dan FPI justru berimbas kurang baik bagi tubuh NU dan Muhammadiyah, mereka merasa tidak lagi memiliki lawan untuk kontra narasi.

“Ketika lawan tidak ada, maka harus menchalange diri sendiri untuk membuat kontra narasi menjadi narasi agar tetap kreatif,” tuturnya.

Ivan mengimbau, ketika mengkampanyekan sesuatu dan mendapat respons tidak baik, maka jangan murka. Hal itu justru merangsang untuk membuat narasi lain.