Choose Your Color

Informasi

Pengumuman

Tips Jitu Menulis Artikel Fikih Kekinian Menurut M. Khoirul Huda

Tips Jitu Menulis Artikel Fikih Kekinian Menurut M. Khoirul Huda

  • 2023-02-19 23:27:33
  • Administrator
  • Pengumuman

Fkmthi.com: Mencari referensi keislaman di jagat internet masih banyak digandrungi oleh masyarakat muslim di Indonesia, terutama konten fikih ibadah.

“Pengguna internet di Indonesia mencapai 80 persen. Soal konten keislaman, mereka banyak mencari bacaan seputar fikih ibadah,” jelas Muhammad Khoirul Huda saat menjadi pemateri Teknik penulisan artikel fikih kekinian pada acara Pekan Kepenulisan FKMTHI via Zoom Meeting.

Ia menjelaskan, masyarakat muslim Indonesia meliki religuisitas yang cukup tinggi. Menurut Huda, mereka sangat terdorong aktivitasnya dalam pandangan keagamaan.

“Artinya, mahasiswa tafsir hadis yang memang konsen keagamaan memiliki kesempatan untuk menjawab kebutuhan tersebut,” kata Huda pada Ahad, 19 Februari 2023.

“Mahasiswa tafsir hadis punya peluang akan hal ini. Terlebih, ada banyak kekayaan khazanah seputar fikih yang belum diterjemahkan dalam bahasa Indonesia,” imbuhnya.

Idealnya, kata Huda, mahasiswa tafsir hadis ketika memproduksi konten artikel harus sadar apa yang sedang aktual. “Misalnya isu seputar childfree yang tengah marak diperbincangkan. Nah, mahasiswa tafsir hadis dapat menggunakan wawasannya dalam membuat artikel yang membahas seputar childfree,” ujar dosen UIN Jakarta itu.

Menulis artikel nampak terlihat mudah bagi mahasiswa tafsir hadis, namun menurut pria yang aktif menulis di berbagai media online keislaman itu menyebutkan bhwasannya menulis perlu latihan dan pembiasaan.

“Warganet itu diibaratkan konsumen, kita sebagai penjual. Maka ketika membuat artikel itu jangan terlalu panjang agar pembaca betah dengan tulisan kita,” tuturnya.

“Kebanyakan warganet ketika membaca konten artikel itu hanya 1 menit. Artinya, dalam waktu 1 menit karya kita bisa merebut hati pembaca, maka mereka pun akan betah,” ucap Huda.

Untuk merebut hati pembaca, lanjut dia, maka idealnya artikel paling tidak hanya 400 hingga 500 kata. Namun jika dirasa sudah dapat merebut hati pembaca bisa dibuat sebanyak 1.000 karakter.

“Strategi berikutnya yakni carilah kata kunci yang sedang tren, misalnya tadi soal childfree. Hal itu bisa dilakukan dengan mencari pendapat ulama soal fatwa memilih tidak memiliki anak bagi setiap pasangan,’ jelas Huda.

Adapun strukturnya, kata Huda, kata kunci harus ada pada judul dan badan artikel tersebut. “Menulis artikel kekinian juga pada paragraf pertama jangan langsung disajikan pendapat ulama, namun buatlah mukadimah terlebih dahulu dengan mengulas peristiwa yang sedang banyak diperbincangkan,” imbuhnya.

Setelah itu, lanjut dia, barulah dapat mencantumkan argumen para ulama atau dalil yang berkaitan. “Setelah pembahasan panjang lebar barulah kerucutkan dan simpulkan,” tuturnya.

Untuk ide penulisan, Khoirul Huda menyarankan untuk mencarinya melalui trending di Twitter atau memanfaatkan google trend. “Dari kata kunci yang didapatkan itu bisa diolah menjadi judul artikel.

Ia mengimbau bahwasannya ketika membuat artikel popular untuk selalu menggunakan kalimat aktif. “Buatlah kalimat aktif di awal agar pembaca merasa nyaman dengan artikel kita,” kata Huda.

Tips lainnya menurut Khoirul Huda yakni dapat mengunakan teknik parafrase dari artikel yang sudah beredar sebelumnya dengan penambahan referensi.